Bab
Hereditas Pada Manusia
Untuk mempelajari sifat menurun, Mendel memilih
kacang ercis (Pisum sativum) sebagai objek penelitiannya dengan alasan:
1.
Memiliki pasangan‑pasangan sifat (alela) yang kontras/ menyolok.
2.
Dapat melakukan penyerbukan sendiri
3.
Dapat dilakukan penyerbukan silang
4.
Cepat dan banyak menghasilkan keturunan
5.
Mudah ditanam
6.
Mudah dikendalikan faktor lingkungannya
Dalam percobaannya Mendel menggunakan kacang ercis
galur murni (pure line) yaitu kacang ercis yang denganpenyerbukan sendiri senantiasa
menurunkan keturunan yang mempunyai sifat‑sifat khas sama dengan induknya
walaupun ditanam ulang beberapa kali.
Tidak demikian halnya pada
manusia, karena :
1.
Lama dan sedikit menghasilkan keturunan
2.
Adanya alela‑alela yang tidak menyolok sifatnya seperti heterozigot
3.
Sukar diamati sifatnya
4.
Mempunyai umur yang panjang sehingga pengamatan sifat menurun pada
keturunannya menjadi sukar bagi penelitinya.
Oleh karena itu salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk menyelidiki genetika atau hereditas pada manusia
dalam beberapa generasi sehingga memperoleh informasi yang tepat dan dapat
diyakini kebenarannya adalah dengan PETA SILSILAH(PEDIGREE).
Peta silsilah adalah catatan
asal usul sifat‑sifat dari nenek moyang hingga anak cucunya dalam beberapa
generasi berturut‑turut.
1.
CACAT BAWAAN YANG BERSIFAT
RESESIF
§
Albinisme
Penampakan kulit, rambut dan mata yang tidak
mempunyai pigmen sama sekali.
§
Tuli
2.
CACAT BAWAAN YANG BERSIFAT
DOMINAN
§
Sindaktili
Cacat pada kaki/tangan dimana dijumpai
jarinya ada yang bersatu
§
Polidaktili
Cacat pada kaki/tangan dimana dijumpai
jumlah jarinya lebih dari lima.
§
Brakidaktili
Cacat dimana dijumpai jari‑jari yang
memendek.
§
Botak
Botak dipengaruhi
oleh hormon kelamin pada pria yaitu testosteron.
3.
CACAT BAWAAN YANG TERPAUT
OTOSOM
§
Imbisil
Suatu gangguan mental dengan ciri‑ciri:
a.
Kebodohan
b. Tampang tubuh yang spesifik
c.
Warna kulit dan rambut kekurangan pigmen ("bule")
d. Reaksi reflek pada tubuh
terjadi sangat lamban
e.
Adanya senyawa fenil piruvat yang tinggi pada urine yaitu penyakit Fenil
Keton Uria (FKU)
f.
Diuji dengan ferioksida 5 %, warna hijau kebiruan (positip)
g.
Tidak berumur panjang dan jarang mempunyai keturunan
h. Terpaut otosom
i.
Muncul dalam keadaan homozigot resesif
j.
Individu heterozigot bersifat sebagai pembawa (carrier)
4.
GOLONGAN DARAH
Ø SISTEM ABO
Ditemukan pertama
kali oleh Landsteiner.
Penemuan gen yang
bertanggung jawab pada sistem ABO adalah Bernstein
(Jerman) dan Furuhata (Jepang).
Sistem ABO
ditentukan oleh 3 macam alela (alel ganda) yaitu : IA, IB, IO
I adalah iso‑aglutinogen
/ iso-hemaglutinogen yang berarti menggumpalkan sesamanya
Fenotip Golongan Darah Sistem ABO
|
Genotip Golongan Darah Sistem ABO |
Golongan darah A
|
IAIA,
IAIO
|
Golongan darah B
|
IBIB,
IBIO
|
Golongan darah AB
|
IAIB
|
Golongan darah O
|
IOIO
|
Jadi secara keseluruhan dari 4 fenotip didapatkan
6 genotip.
Ø SISTEM RHESUS
Sistem Rhesus
ditemukan oleh Landsteiner.
Selain sistem ABO
pada manusia dijumpai pula sistem Rhesus (Rh)
Sistem Rhesus ada
2 macam yaitu Rhesus positip dan Rhesus negatip.
Fenotip
|
Genotip
|
Rhesus positif
|
IRhIRh
|
Rhesus negatif
|
IrhIrh
|
Jadi dari 2 fenotip ada 3 genotip
Sistem Rhesus ada
ketidakcocokan bila terjadi perkawinan / transfusi darah . . . .
§
Laki‑laki Rhesus positip menikah dengan wanita Rhesus negatip.
Ketidakcocokan
muncul pada kehamilan kedua dstnya pada ibu karena terbentuknya aglutinin pada
darah ibu yang berlawanan dengan aglutinogen yang dimiliki bayi yaitu Rhesus
positip.
Akibatnya akan terjadi ERITROBLASTOSIS FETALIS dengan ciri:
1.
Tubuh menggembung/membengkak oleh cairan.
2.
Hati dan limpa membengkak
3.
Darah kaya akan eritroblas yaitu eritrosit yang belum matang yang
berakibat afinitas / daya ikat oksigennya rendah
4.
Kulit berwarna kuning
5.
Tidak berumur panjang
6.
Menyebabkan kematian
§
Bila individu Rhesus positip darahnya di tarnsfusikan kepada orang yang
memiliki Rhesus negatip. Akan mengakibatkan terjadinya aglutinasi dalam tubuh
resipien. Karena tubuh resipien akan membentuk antibodi (aglutinin) yang akan
berlawanan dengan antigen (aglutinogen) donor.
Ø SISTEM MN
Sistem MN
ditemukan oleh Landsteiner dan Levine.
Sistem
MN terdiri dari 3 golongan darah.
Fenotip
|
Genotip
|
M
|
IMIM
|
M
|
ININ
|
MN
|
IMIN
|
Jadi dari 3
fenotip ada 3 genotip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar